Salah Diagnosa dan Analisa, Fatal Akibatnya

Oleh : Hermas E Prabowo

Banyak kasus orang memperbaiki transmisi matic gagal. Berkali-kali tetap nggak beres. Tidak jarang masalah yang tidak diinginkan malah muncul. Pemilik mobil sudah keluar uang banyak.

Karena tidak juga berhasil, otak “kreatif” bekerja. Mungkin dapat informasi sana-sini dari medsos, atau sekadar dengar kabar burung. Nggak perlu pikir panjang, nggak perlu diagnosa dan analisa, nggak perlu skill, kompetensi dan ilmu, langsung eksekusi saja.

Gearbox matic jadi sasaran pertama. “Biasanya juga begitu, apa susahnya,” begitu pikir mereka.

Pokoknya PD abis. Komponen yang secara kasat mata rusak, ganti semua. Biar ngirit biaya kalau perlu di kanibal, dioplos atau modifikasi.

Kalau sekiranya ragu dan agar aman, minta si pemilik mobil beli sparepart dan oli matic sendiri. List komponen yang rusak diberikan.

Ada dua keuntungan. Pertama, risiko kegagalan perbaikan ditanggung pemilik mobil yang beli sparepart sendiri. Kedua, yang mengerjakan tidak perlu keluar modal.

Bingung Saat Gagal

Setelah semua sparepart datang, proses rakit dilakukan. Lalu install gearbox matic. “Beres semua,” pikirnya begitu.

Lanjut mobil distarter, ternyata tidak sesuai harapan. Masalah masih muncul. Lalu, gearbox matic bongkar lagi. Karena berpikir jangan-jangan ada yang nggak bener dalam proses perakitan. Naik lagi, turun lagi, naik turun, naik turun… terus berulang dan tetap nggak beres juga.

Pada titik ini, pemilik mobil belum sadar kalau perbaikan mobilnya di bengkel sia-sia.

Ada cerita lain lagi. Ganti gelondongan eks Singapura. Berkali-kali naik turun, naik turun, gonta ganti. Tapi tidak beres-beres juga.

Setelah capek, ngomong sama pemilik mobil. Dipakai saja nggak apa-apa. Tapi hati dan pikiran pemilik mobil ragu, mengapa mobil tidak bisa kembali normal padahal sudah diganti satu gelondong eks Singapura berkali-kali.

Begitulah biasanya perjalanan dramatis dan tragis dalam perbaikan transmisi matic, akibat cara berpikir gampangan, mengabaikan tahapan diagnosa dan analisa yang terukur, bukan asal-asalan. Dan, tentunya minim skill, kompetensi dan ilmu matic. Sekadar ikut-ikutan tren yang ramai saja.

Tapi ketika pemilik mobil mulai sadar, semua sudah terlambat. Uang sudah keluar banyak dan tidak mungkin kembali lagi.

Begitulah. Banyak pengalaman orang memperbaiki transmisi matic yang mengabaikan cara berpikir logis.

Terpikat sama tawaran harga murah dan omong kosong perbaikan transmisi matic itu gampang. Pemilik mobil kurang cerdas. Akibatnya kejeblos.

Penyebab Apa?

Faktor utama kegagalan dalam perbaikan transmisi matic mobil adalah tidak dilakukannya diagnosa dan analisa yang tepat.

Apa itu diagnosa? Diagnosa adalah satu metode dalam tahapan perbaikan transmisi matic yang bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahan.

Salah satu tahapannya menggunakan alat scanner. Tapi itu saja tidak cukup. Orang sering salah kalau hanya mengandalkan alat scanner saja.

Karena itu perlu langkah lanjutan yaitu analisa. Informasi dihimpun, lanjut dianalisa, untuk memastikan apa saja kemungkinan faktor penyebabnya. Bisa tunggal, bisa beberapa. Untuk sampai pada kesimpulan, butuh ilmu matic yang mumpuni tentunya.

Nah, tahapan diagnosa dan analisa ini yang jarang dilakukan. Mungkin saja sudah melakukan, tapi karena keterbatasan ilmu bidang transmisi matic, hasil analisanya jadi dangkal dan prematur.

Meski dangkal, banyak yang nekat mengerjakan, spekulasi. Main bongkar, ditangani ini dan itu. Kira-kira saja. Tentu sudah bisa ditebak hasilnya.*

—————————————————–

Worner Matic
Bengkel Spesialis Transmisi Otomatis & Mobil Matic AT, CVT, Dual Clutch; mobil CBU & CKD (AS, Eropa dan Asia). Diagnosa Akurat dan Terjangkau. Pasti, Bergaransi & Terpercaya.

Lokasi Bengkel: Bintaro, Cinere (Depok) dan Bekasi.
Telp/WA 08121015018

Info lebih lanjut silakan Klik IG Worner Matic

Ada Yang Pasti, untuk Apa Spekulasi